galery

Senin, 20 Juni 2016

Pakaian Adat Sumatera Barat


Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat kaya akan budaya dan adat istiadat. Tidak heran jika masing-masing suku yang tersebar di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri terkait dengan kebudayaan yang mereka anut, seperti adanya perbedaan dalam baju adat, tarian tradisonal dan rumah adat. Pakaian adat atau yang biasa disebut pakaian tradisional dari masing-masing provinsi ini memiliki suatu cerita masing-masing. Tidak terkecuali Propinsi Sumatera Barat yang mayoritas dihuni oleh masyarakat beretnis Minangkabau. Sebagai wilayah yang dikenal dengan akar budaya yang kuat, setiap aturan seperti penggunaan pakaian dapat dijadikan cermin dari nilai-nilai dan norma yang dianut dalam tradisi masyarakat Sumatera Barat.


Pakaian Adat Sumatera Barat 




Pakaian Adat Pria Sumatera Barat                    


Dalam adat Sumatera barat pakaian yang digunakan oleh kaum pria disebut pakaian adat Penghulu. Pakaian ini biasa dipakai oleh pemangku adat sebagai pakaian kebesaran yang pemakaiannya telah diatur sesuai dengan tata cara yang digariskan oleh adat dan bukanlah pakaian harian yang seenaknya dipakai oleh seorang penghulu. Pakaian penghulu atau kaum laki-laki dalam adat Sumatera Barat yang terdiri dari destar, baju penghulu, sarawa, sesamping, sandang, keris, dan tungkek (tongkat).









6 Makna Simbolik Pada Pakaian Adat Pria Sumatera Barat      

Makna simbolik yang terkandung pada Baju Penghulu yang dikenakan oleh pria dalam adat Sumatera Barat antara lain:
  1. Bagian atas penutup kepala disebut dengan nama seluk atau destar. Kerut-kerut yang terdapat pada penutup kepala ini melambangkan banyaknya undang-undang yang perlu diketahui oleh penghulu
  2. Baju penghulu yang didominasi warna hitam, dipilih sebagai lambang kepemimpinan yang terhormat, disegani, dan berwibawa
  3. Sarawa atau celana penghulu yang berukuran besar memiliki makna bahwa seorang pemangku adat adalah orang yang besar dan bermartabat
  4. Sesamping berwarna merah yang dikenakan seperti pada baju teluk belanga melambangkan keberanian dalam mencapai kebenaran
  5. Keris dibagian pinggang dengan posisi condong kekiri melambangkan bahwa seorang penghulu harus berfikir sebelum menggunakan senjatanya
  6. Tongkat sebagai pelengkap dalam pakaian adat Sumatera Barat menunjukkan bahwa penghulu adalah orang yang dituakan dan dihormati oleh kaumnya
Pakaian Adat Wanita Sumatera Barat 






Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, Indonesia memiliki banyak pakaian adat yang memiliki nilai sejarah dan nilai pengetahuan yang penting. Tidak terkecuali Propinsi Sumatera Barat yang mayoritas dihuni oleh masyarakat beretnis Minangkabau. Seperti kebanyakan suku-suku disaerah lain, suku yang dikenal dengan sebutan “Ranah Minang” ini juga memiliki baju adat yang memiliki makna dan arti tersendiri. Keberadaan pakaian adat dalam lingkup kebudayaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari peristiwa budaya, misalnya pada upacara adat yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat. Dalam adat Sumatera barat pakaian yang digunakan oleh kaum wanita disebut dengan nama Baju Kurung sementara pakaian yang dikenakan remaja putri disebut pakaian adat Lambak Ampek.





Pakaian adat Sumatera Barat yang paling populer dalam adat minangkabau dikenal dengan nama Bundo Kanduang. Pakaian ini terdiri dari tingkolok (penutup kepala), baju kurung, kain selempang, kain sarung, serta perhiasan berupa kalung dan anting. Pakaian yang khusus diperuntukan bagi wanita yang telah diangkat menjadi bundo kanduang ini memiliki ciri khas penutup kepala yang disebut tingkolok. Tingkolok merupakan hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau. Pemakaian tengkuluk digunakan sebagai perlambang perempuan sebagai pemilik rumah gadang.



5 Makna Simbolik Pada Pakaian Adat Wanita Sumatera Barat

Makna simbolik yang terkandung pada Baju Kurung yang dikenakan oleh wanita dalam adat Sumatera Barat antara lain:
  1. Penutup kepala yang berbentuk seperti tanduk runcing yang berumai emas atau loyang sepuhan memiliki makna bahwa orang yang mengenakannya adalah seorang pemilik rumah gadang
  2. Baju kurung dengan warna hitam, merah, biru, atau lembayung yang dihiasi dengan benang emas dan tepinya diberi minsie yang bermakna bahwa seorang bundo kanduang dan kaumnya harus mematuhi batas-batas adat dan tidak boleh melanggarnya
  3. Balapak yang diselempangkan dari bahu kanan ke rusuk kiri memiliki arti bahwa seorang perempuan bertanggung jawab untuk melanjutkan keturunan
  4. Kain sarung bersulam emas yang bermakna simbolik kebijaksanaan, artinya seorang bundo kanduang harus dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya
  5. Perhiasan digunakan sebagai simbol yang mengandung norma-norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat




Pakaian adat minangkabau yang dikenal dengan nama bundo kanduang ini mengandung nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan diantaranya kepimpinan, keteguhan dan kebertanggung-jawaban, kebijaksanaan, kehematan, kerja keras, ketauladan, ketaqwaan, pengayoman, dan ketaatan.

Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar